IDESOSIAL

Kemana Suara Teater Kampus?

Teater kampus yang ada di Malang Raya membutuhkan sebuah musyawarah akbar, pertemuan besar, atau lungguh bareng dalam rangka menyambung kembali yang putus, menyampaikan keresahan yang terjadi, serta membicarakan kondisi teater kampus di Malang Raya untuk hari ini dan ke depan.

Ketika berbicara soal Kota Malang, yang melekat adalah sebutan Kota Pendidikan. Julukan itu bukan tanpa alasan: tercatat ada lebih dari 60 perguruan tinggi yang tersebar di Malang Raya, mulai dari universitas negeri, swasta, hingga sekolah tinggi dan akademi. Sudah semestinya teater kampus menjadi wajah kebudayaan Malang Raya. Apalagi, teater independen di Malang masih sangat minim, bahkan hampir tidak ada gaungnya.

Memang, teater kampus memiliki keunikan sekaligus tantangan tersendiri yang berbeda dari teater independen. Setiap tahunnya selalu mengalami regenerasi, sehingga setiap tahunnya mengalami hal yang berbeda. Kondisi ini semakin diperparah setelah pandemi COVID-19, yang menyebabkan banyak kelompok kehilangan anggota baru, bahkan sebagian vakum total. Karena itu, sangat penting untuk merajut kembali kebersamaan dan kekompakan dari setiap keresahan para pelaku di dalamnya.

Teater kampus selayaknya menjadi ruang belajar untuk berpikir kritis, membentuk manusia yang berbudaya, dan menumbuhkan jiwa yang halus. Dari sinilah kita belajar untuk jujur pada diri sendiri.

Di sinilah urgensi dibentuknya sebuah Forum Musyawarah Teater Kampus Malang Raya. Forum ini bisa menjadi wadah untuk:

1. Menghubungkan kembali kelompok teater lintas kampus.
2. Membicarakan masalah bersama, termasuk kendala regenerasi dan minimnya panggung.
3. Merancang agenda kolaboratif lintas kampus, seperti festival teater kampus.
4. dll

Hal ini penting agar kita tidak terjebak pada sistem kampus yang hanya membuat kita terfokus pada prestasi fisik semata. Padahal, teater lebih dari itu. Teater kampus selayaknya menjadi ruang belajar untuk berpikir kritis, membentuk manusia yang berbudaya, dan menumbuhkan jiwa yang halus. Dari sinilah kita belajar untuk jujur pada diri sendiri.

Mari gelisah dengan fenomena hari ini, sebab ketika teater berhenti gelisah, maka ia akan mati.

Malang, 09 September 2025
(telah terbit lebih awal di aku istagram https://www.instagram.com/p/DOYEwgnkq4B/ )

Penulis: Sudrajat Kurniawan

Sudrajat Kurniawan

Pria 26 tahun yang lalu. Mulai berkecimpung di seni teater saat kuliah. Ia tergabung di beberapa komunitas seni dan teater, baik antarkampus maupun antardaerah. Aktif menulis dan menyampaikan gagasan melalui performance art. Tahun 2024 mulai merintis "Wanasrama Sagara" sebagai ruang belajar, berkarya, dan berekspresi bagi siapa pun.

4 komentar pada “Kemana Suara Teater Kampus?

  • Nah looohhh, “harusnya” sih gitu. Heheuehuehe, diamana instansi yang punya ruang2 kesenian pertunjukan (Teater) khususnya, punya modal dan power yang cukup okesih buat gelombang kesenian yang punya kredibilitas, yg gak cuman ceremonial kelompok dan bikin produksi pertunjukan, tapi bisa melahirkan knowledges2 yang cukup oke buat, brainstorming, diskusi, upgrade kualitas personal ataupun kelompok, dsb, banyak sih yg bisa dilakuin, biar konsennya gak ke festivalan melulu (heueheueheu) itu emg okesih buat pengalaman, jam terbang sama pencitraan, tapi tau laaah kompetisi itu gimana, (heueheueheu), disisi lain kalo mau kroscek sebenrnya di kampus2 tuh banyak profesor2, dosen2, sastrawan2 yg oke dan punya pengalaman dan tau banyak hal tentang teater tapi kadang malah jadi banyak pertanyaan “posisi teater tuh apasih di kampus, apsih di kota malang? (Salah satu pertanyaan)
    Heueheueheu

    Bisa kroscek juga data teater independen dan teater kampus malang ditahun 2013-2025 atau 2013 kebawah, buat bahan data tambahan kalo mau membaca teater Malang gimana gimananya.
    Heueheueheu

    Gass terus perjalanannya, 🔥🔥🔥

    Balas
    • Wuih wuih wuih asik juga kayaknya

      Balas
  • Saya punya opini, permasalahan teater kampus begitu kompleks
    Saya akan membalas dengan menuliskan opini saya.
    Terima kasih telah memancing topik menarik ini.

    Balas
    • Nah ini nih…harus gitu, emang ditunggu

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *